Di Postkan Oleh:H.Lahamuddin Magga
Pada suatu hari
Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau
mengajarkan kepadanya kalimat syahadah: Lailaha illallah. Tetapi pemuda itu
lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu
yang ada di dekat kepalanya: Apakah pemuda ini punya ibu?
Ia menjawab: Ya, saya ibunya.
Rasulullah saw bertanya: Apakah kamu murka kepadanya?
Ibunya menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 haji (6 tahun).
Rasulullah saw bertanya: Apakah kamu murka kepadanya?
Ibunya menjawab: Ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 haji (6 tahun).
Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia!
Ibunya menjawab: Saya meridhainya karena ridhamu padanya.
Ibunya menjawab: Saya meridhainya karena ridhamu padanya.
Kemudian Rasulullah saw mengajarkan kembali
kepadanya kalimat: Lailaha illallah.
Pemuda itu sekarang dapat mengucapkan
kalimat Lailaha illallah.
Rasulullah saw bertanya kepadanya: Apa yang
kamu lihat tadi?
Pemuda menjawab: Aku melihat seorang
laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya jahat, pakaiannya kotor, baunya
busuk; ia mendekat kepadaku, dan marah padaku.
Kemudian Rasulullah saw membimbingnya
membaca:
يَا
مَنْ يَقْبَلُ الْيَسِيْرَ وَيَعْفُو عَنِ الْكَثِيْرِ اِقْبَلْ مِنِّى
الْيَسِيْرَ، وَاعْفُ عَنِّي الْكَثِيْرَ اِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Yâ May yaqbalul yasîr wa ya’fû ‘anil katsîr
iqbal minnil yasîr, wa’fu ‘annil katsîr, innaka Antal Ghafûrur Rahîm.
Wahai Yang Menerima amal
yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit,
dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
Lalu ia mengucapkannya.
Rasulullah saw bertanya lagi: Lihatlah
sekarang apa yang kamu lihat?
Pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih dan indah, harum baunya, bagus pakaiannya; ia mendekat padaku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu menjauh dariku.
Pemuda menjawab: Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih dan indah, harum baunya, bagus pakaiannya; ia mendekat padaku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu menjauh dariku.
Rasulullah saw bersabda: Perhatikan lagi,
ia pun memperhatikan. Kemudian beliau bertanya: Apa yang kamu lihat sekarang.
Pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang
yang berwajah hitam itu, aku hanya melihat orang yang wajahnya putih, dan
cahaya meliputi keadaan ini. (Al-Mustadrak 2:129)
Wahai saudara-saudaraku,
renungi baik-baik kejadian ini, dan perhatikan betapa banyak akibat buruk
durhaka kepada orang tua. Bukankah pemuda itu adalah salah seorang dari sahabat
Nabi saw, beliau menjenguknya, duduk di dekat kepalanya, dan beliau sendiri
yang mengajarkan kalimat tauhid kepadanya. Tapi ia tidak mampu mengucapkannya
kecuali setelah ibunya memaafkan dan meridhainya
Janry Febriano
dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Kristen. Dari kecil ia hidup dengan
ibunya akibat perceraian kedua orang tuanya. Namun pemahaman Janry tentang
Alkitab dan Yesus Kristus masih sangat kurang. Pendidikan SD
ia jalani di kota
Manado ,
kemudian melanjutkan pendidikan SMP di kota
Jakarta .
Setelah tamat SMP Janry memutuskan untuk masuk ke sekolah pelayaran menengah.
Janry pernah mempelajari ilmu kebatinan dan hipnotis sehingga ia
sempat menjadi jagoan di terminal Bekasi karena tidak mempan dengan senjata
tajam. Janry pernah bertobat dan memberikan diri dibabtis setelah sebelumnya ia
mencoba menghipnotis seorang gadis yang ternyata seorang hamba Tuhan, tapi
usahanya tersebut tidak berhasil.
Jatuh Dalam Narkoba
Setelah dibaptis ternyata kehidupan Janry tidak berubah menjadi
baik. Karena pergaulannya yang buruk, ia mulai mengkonsumsi narkoba jenis
putauw dan mengisap ganja setiap hari. Demi mendapatkan uang untuk membeli
narkoba – Janry sampai menjual semua barang-barang yang ada di rumahnya. Bahkan
peralatan dapur, sendok dan garpu pun ia jual. Setelah barang-barang di
rumahnya habis, ia melakukan tindakan kejahatan pencurian yang mengakibatkan
dirinya ditangkap dan ditahan dalam penjara.
Tiga Kali Dipenjara
“Pada tahun 1999 saya pertama kali merasakan yang namanya
dipenjara karena kasus narkoba dan pencurian,” ujar Janry.
Saat itu Janry divonis penjara selama enam bulan. Dan setelah
itu Janry dipenjara untuk yang kedua kalinya pada tahun 2000 selama satu tahun.
Setengah tahun karena kasus perampokan terhadap supir taksi di daerah Bantar
Gebang Bekasi dan setengahnya karena kasus narkoba.
Menghajar Ibu Kandung
Setelah keluar dari penjara, sifat Janry masih tetap brutal. Ia
tidak meninggalkan kebiasaannya mengkonsumsi narkoba. Sampai pada suatu hari ia
sudah tidak memiliki pilihan lain untuk mendapatkan
Sjenny sempat berlari setelah dipukuli oleh anaknya. “Tuhan,
tolong saya, Tuhan,” seru Sjenny sambil berlari. Wajahnya penuh dengan luka
lebam. Janry terus mengejar Sjenny, ibu kandungnya sendiri. Ia masih tidak puas
dengan pukulan-pukulan yang sudah melukai wajah ibunya. Sampai di sebuah jembatan Janry berhasil
menangkap tubuh ibunya. Setelah itu Janry memukuli ibunya lagi hingga mata
ibunya hampir pecah dan menendangnya hingga terjatuh.
“Saat pemukulan itu kondisi saya masih dalam pengaruh narkoba,”
ujar Janry. “Saya tidak ada rasa terbeban dan tidak ada rasa bersalah. Yang
saya rasakan enjoy saja,” lanjutnya.
“Memang kasih sayang ibu kepada seorang anak tidak akan pernah
hilang. Yang paling penting saya tahu bahwa dia titipan Tuhan,” ujar Sjenny
dalam sebuah kesaksian. Air mata mengalir deras di wajahnya.
Setelah mengambil sebuah televisi, VCD player dan sejumlah uang,
Janry dilaporkan ke polsek Tambun. Ia kemudian ditangkap dan dipenjara selama
satu setengah tahun. Sebelumnya Sjenny sempat berkonsultasi dengan
saudara-saudaranya dan memutuskan untuk melaporkan Janry ke polisi – supaya dengan dipenjara, Janry menjadi kapok
dan bertobat. Akhirnya pada suatu hari seorang petugas polisi menjemput Janry
dan memasukkannya ke dalam penjara untuk yang ketiga kalinya. Janry dipenjara
di LP Bulak Kapal Bekasi karena kasus pemukulan terhadap orang tuanya.
Sjenny sudah putus asa. Ia hanya bisa berdoa kepada Tuhan.
“Tuhan, tolong ambil nyawa anak saya atau ambil nyawa saya,” seru Sjanny. “Tapi
Tuhan, kalau boleh saya tawar menawar, jangan jadikan Janry hanya sebagai
hamba-Mu tapi juga anak-Mu,” lanjutnya.
Bertemu Yesus Saat Over Dosis
Pada suatu hari, di dalam kamar kecil penjara, Janry
sembunyi-sembunyi menyuntikkan putauw ke tubuhnya. Terus ia tambahkan dosisnya
karena ia tidak merasakan apa-apa. Tiba-tiba kepalanya terasa berat dan
pandangannya mulai memudar. Semua di sekelilingnya mulai terlihat seperti agak
hitam, hingga pada akhirnya
Ketika sedang tidak sadarkan diri – Janry mengalami kejadian
aneh. Janry merasakan dirinya sedang berjalan dalam kegelapan. Ia begitu
ketakutan dan mencoba meraba-raba mencari jalan, tetapi di sekelilingnya masih
terlihat gelap. Ia seperti orang buta yang sedang berjalan di sebuah tempat
yang asing. Dalam keadaan bingung dan terperangkap dalam kegelapan yang
misterius, Janry ingat kepada Tuhan. Kemudian ia berdoa, “Tuhan, tolong saya.
Kalau Tuhan memang benar Tuhan dan Juru Selamat saya, tolong keluarkan saya
dari tempat ini dan saya mau mengikuti Engkau dengan sungguh-sungguh.” Janry
terus berdoa meminta pertolongan Tuhan Yesus.
Lalu ia mulai menemukan satu titik cahaya yang perlahan-lahan
terlihat semakin terang. Ia berusaha berjalan menuju ke arah titik itu.
Tiba-tiba Janry melihat Seseorang di depannya dengan tubuh bersinar. Sangat
menyilaukan ketika Ia menghampiri Janry sambil membuka tangannya. Orang itu
sepertinya ingin memeluk tubuh Janry. Dalam hati Janry ia merasa yakin bahwa
Orang itu adalah Tuhan Yesus. Orang itu lalu berkata kepada Janry, “Barangsiapa
Kukasihi, dia Kutegur dan Kuhajar. Relakan hatimu dan bertobatlah.” Janry
tersungkur di bawah kaki-Nya dan berdoa minta ampun. Air mata mulai membasahi
wajahnya.
Tiba-tiba Janry tersadar. Dia melihat di sekelilingnya tidak ada
satu orang pun. Ia masih berada di dalam kamar kecil penjara. Tidak ada satu
orang pun yang menolongnya ketika ia over dosis. Ia menyeka busa di mulutnya
dan bangkit meninggalkan ruangan itu sambil mengucap syukur. Sejak Janry
bertemu Tuhan secara pribadi, ia tidak pernah lagi mengalami sakau atau ketagihan. Tuhan benar-benar
memulihkan Janry. Hari-hari berikutnya Janry lalui dengan aktif mengikuti
pelayanan di persekutuan yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan tempat ia
ditahan. Sisa masa tahanan Janry masih tersisa enam bulan lagi.
Pemulihan Dari Tuhan
“Semakin hari saya merasa semakin dipulihkan karena kebaikan
Tuhan yang selama ini baru saya sadari,” ujar Janry. Ia melanjutkan
kesaksiannya, “Tuhan itu benar-benar baik buat saya. dimana dia masih mau
mengampuni saya dan memilih saya untuk melayani pekerjaan-Nya. Banyak perubahan
yang terjadi sama saya, terutama mama saya. Dia sangat bahagia sekali mendengar
kesaksian saya sewaktu saya bertemu Tuhan di penjara. Dari beberapa kejahatan
yang pernah saya lakukan, yang paling saya sesali adalah saya telah memukul mama. Hal yang paling kurang ajar yang pernah saya
lakukan terhadapnya. Setelah saya
keluar dari penjara, saya meminta maaf sama mama dan mama mau mengampuni saya,
bahkan sekarang dia lebih sayang sama saya. Terima kasih Tuhan, Engkau telah
memberikan mama yang begitu sabar kepada saya.”
Setelah Tuhan pulihkan Janry, timbul kerinduan dalam hati Janry
untuk terus dekat dengan Tuhan. Ia pun rindu sekali untuk sungguh-sungguh
melayani Tuhan. Akhirnya kerinduan itu terjawab lewat seorang hamba Tuhan
bernama Rico Garot. Yang ternyata juga teman Sjenny, ibu Janry. Rico membiayai
Janry untuk sekolah Teologia di Seminari Bethel
Jakarta . Janry
berharap, setelah lulus dari sekolah itu kelak ia bisa menjadi seorang pendeta.
Saat ini Janry bersekolah di sana sambil melayani pekerjaan Tuhan di
gereja Tiberias BTC sebagai pengerja.
“Saat saya bertemu dengan Tuhan Yesus yang saya lihat indah
sekali. Ada
sebuah sukacita yang luar biasa dalam kehidupan saya. Dan ada sebuah kebebasan
di mana Tuhan mengangkat saya dari dunia yang hitam ke dunia yang putih,” ujar
Janry dengan mata berkaca-kaca. “Ternyata semua yang Tuhan sudah siapkan buat
saya begitu indah dan saya bersyukur masih belum terlambat untuk menyadarinya,”
ujar Janry menutup kesaksiannya sambil menyeka air mata di wajahnya. (Kisah ini telah ditayangkan 25 Juni
2007 dalam acara Solusi di SCTV).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar